Kata
Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”. Dalam
perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu “tempat
bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium adalah suatu
ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang
ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur
laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya).
Sutara dan Sahromi (1999),
mengemukakan bahwa pengertian laboratorium dalam pengajaran dimaksudkan sebagai
kumpulan dari para siswa yang melakukan pengamatan percobaan atau penelitian
atas pengelolaan guru. Laboratorium dapat menggunakan ruangan tertutup (laboratorium,
rumah kaca, kelas sendiri) atau menggunakan ruangan terbuka (kebun sekolah atau
lingkungan lain yang dapat digunakan sebagai sumber kegiatan belajar).
Laboratorium dalam
pengajaran dimaksudkan sebagai kumpulan dari para siswa yang melakukan
pengamatan percobaan atau penelitian atas pengelolaan guru. Pengertian
laboratorium tidak terbatas pada ruangan yang dilengkapi dengan alat-alat
praktikum seperti yang umum terdapat di sekolah-sekolah, tetapi lingkungan juga
dapat dimanfaatkan sebagai laboratorium.
MANAJEMEN LABORATORIUM
(LABORATORY MANAGEMENT)
Manajemen adalah kemampuan dan keterampilan khusus untuk
melakukan suatu kegiatan, baik bersama orang lain maupun melalui orang lain
dalam mencapai tujuan organisasi (Sudjana, 2000 : 17). Manajemen juga diartikan
sebagai proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai tujuan
tertentu (The General Safety Committee, 1954 : 3). Dalam manajemen terkandung
di dalamnya pengelolaan terhadap suatu objek. Jadi, manajemen laboratorium
berarti objek yang akan dimanajemen adalah laboratorium tersebut yang secara
rinci terdiri dari alat-alat dan bahan-bahan kimia, sarana / prasarana lab, dan
proses pelaksanaan praktikum.
Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan dengan baik
sangat ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang
lainnya. Beberapa alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang
terampil belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh
adanya manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium
adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium
sehari-hari. Manajemen laboratorium adalah suatu rangkaian kegiatan
meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang
berupa proses pengelolaan laboratorium agar kegiatan laboratorium dapat
terlaksana dengan efektif dan efisien.
Menurut Decaprio (2013),
manajemen yang profesional ini ditandai dengan adanya pembentukan struktur
organisasi laboratorium yang dilandasi oleh profesionalisme kerja. Tanpa adanya
struktur organisasi laboratorium, maka kegiatan praktik dan penelitian
(program) di laboratorium tidak akan berjalan dengan lancar. Organisasi
laboratorium memiliki fungsi yang sangat strategis dalam pengelolaan
laboratorium. Berikut ini beberapa diantara fungsi-fungsi strategis tersebut,
yaitu :
a. Memperlancar
perencanaan praktikum dan penelitian di laboratorium
b. Memperlancar
manajemen (pengaturan) kegiatan penelitian dan praktikum di laboratorium
c. Memperlancar
pelaporan dan pertanggung jawaban seluruh kegiatan dilaboratorium
FUNGSI MANAJEMEN LABORATORIUM
Fungsi manajemen
adalah sebagai rangkaian kegiatan wajar yang telah ditetapkan dan memiliki
hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Sejalan dengan
perkembangan jaman, maka para pakar mengemukakan berbagai fungsi manajemen yang
dikenal dengan POCCC, yaitu: Planning (perencanaan), Organizing (pengorganisasian), Commanding (perintah),Coordinating (pengkoordinasian),
dan Controlling (pengawasan).
Pendapat lain tentang
fungsi manajemen ini dikemukakan oleh Gullick yang meliputi 6 urutan, yaitu Planning, Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting (disingkat
POSCORB). Hersey dan Blanchard membagi fungsi manajemen menjadi empat, yaitu Planning, Organizing, Motivating, dan Controlling (disingkat
POMC). Pendapat lain dikemukakan oleh Terry (1977 : 18) yang mengemukakan
fungsi manajemen menjadi empat, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling (disingkat
POAC).
Berdasarkan keempat pendapat tersebut, maka pendapat yang
paling tepat tentang fungsi manajemen
laboratorium adalah pendapat Terry yang terdiri dari perencanaan,
pengorgani-sasian, pelaksanaan, dan pengawasan 1) Perencanaan
(Planning)
Dalam manajemen, perencanaan
merupakan salah satu bagian yang sangat penting, karena perencanaan yang matang
akan lebih memungkinkan tercapainya tujuan yang diharapkan. Perencanaan adalah
proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan cara
dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut seefisien dan
seefektif mungkin. Perenca-naan sebagai proses
menganalisis situasi, menetapkan tujuan yang akan dicapai di masa yang akan
datang dan menentukan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencapai
tujuan-tujuan yang ditetapkan tersebut.
Dalam setiap
perencanaan selalu terdapat tiga kegiatan yang satu sama lain saling
berhubungan. Ketiga kegiatan tersebut, yaitu :
a)
perumusan tujuan yang
ingin dicapai
b)
pemilihan program untuk
mencapai tujuan, dan
c)
identifikasi dan
pengerahan sumber daya yang tersedia.
Perencanaan dapat pula dianggap
suatu seri dari langkah-langkah atau tahapan yang dapat diikuti secara
sistematis. Perencanaan laboratorium IPA meliputi perencanaan dan
pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan serta sarana / prasarana, perencanaan
kegiatan yang akan dilaksana-kan, serta rencana pengembangan lab. Beberapa hal
yang perlu direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah:
a.
Pengadministrasian alat-alat dan
bahan-bahan laboratorium
Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan lab ini
adalah agar dapat dengan mudah diketahui :
1) jenis alat atau bahan yang ada,
2) jumlah masing-masing alat dan bahan,
3) jumlah pembelian atau tambahan, dan
4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis
Untuk keperluan pencatatan alat
dan bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang
meliputi buku inventaris, kartu stok, kartu permintaan / pemin-jaman alat /
bahan, buku catatan harian, kartu alat / bahan yang rusak, kartu reparasi, dan
format label (Depdikbud, 1999 : 26). Buku lainnya yang dapat melengkapi
perangkat administrasi antara lain daftar alat dan bahan yang sesuai dengan
LKS, jadwal kegiatan lab, dan program semester kegiatan lab.
b. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium
Untuk
melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / IPA yang rusak, hilang, atau
habis dipakai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan pengadaan alat / bahan,
maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan
apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi jelas), (3) ada tidaknya dana /
anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5)
pelaksanaan pembelian (biasanya awal tahun pelajaran baru) (Depdikbud, 1999 :
32).
Prosedur
pengadaan dimulai dengan penyusunan alat / bahan yang akan dibeli yang
dikumpulkan dari usulan masing-masing guru IPA yang dikoordinasi oleh
penanggung jawab lab. Sebelum pembelian, hendaknya ditentukan terlebih dahulu
di toko atau perusahaan mana alat / bahan itu akan dibeli. Sebaiknya setiap
sekolah telah membuat jalinan kerja sama dengan perusahaan atau toko alat dan
bahan kimia tertentu, sehingga akan memperoleh harga yang relatif murah dan
sewaktu-waktu memerlukan tambahan alat / bahan kimia di luar jadwal pengadaan
dapat dengan mudah dikontak dan disuplai.
c. Alokasi Dana
Laboratorium
Bagi
sekolah Negeri, sumber dana sekolah dibagi menjadi dua, yaitu dana dari Pemerintah
yang umumnya berupa dana rutin (biaya operasional dan perawatan fasilitas) dan
dana dari masyarakat yang dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun
sumbangan masyarakat luas / dunia usaha (Depdikbud, 1999 : 95).
Dana
laboratorium diperoleh dari proyek OPF (Operasional dan Perawatan Fasilitas)
yang dituangkan dalam APBS (Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) yang
disediakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan
penunjang proses belajar-mengajar.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi
laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau
unit tertentu tentang laboratorium untuk mencapai tujuan (Sudaryanto, 1998 : 5)
Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang / petugas dan
sumber daya lain untuk melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap
laboratorium. Pengorgani-sasian laboratorium
meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium,
pengadaan alat-alat dan bahan-bahan, dan menjaga kedisiplinan dan kesela-matan
laboratorium.
Pengelola laboratorium
terdiri atas koordinator laboratorium, kepala laboratorium, teknisi
laboratorium, dan laboran. Koordinator laboratorium membawahi para kepala
laboratorium yang ada di sekolah. Kepala laboratorium membawahi dua bagian
yaitu, teknisi dan laboran.
3) Pelaksanaan
(Actuating)
Pelaksanaan
merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, karena tanpa
pelaksanaan terhadap apa yang telah direncanakan dan diorganisasikan tidak akan
pernah menjadi kenyataan. Hal-hal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan
kegiatan laboratorium adalah (Decaprio,
2013 dan Sekarwinahyu, dkk., 2010) :
a) Koordinator
laboratorium ataupun laboran menyusun jadwal kegiatan laboratorium setiap awal
semester agar tidak terjadi tabrakan dalam menggunakan laboratorium.
b) Laboran
mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan praktikum sesuai
permintaan guru .
c) Sebelum
percobaan dan penelitian dilakukan guru
harus selalu memberi pengarahan kepada siswa tentang penggunaan alat dan
bahan praktikum.
d) Guru
melakukan pengecekan alat-alat dan bahan yang telah dipakai, kemudian
diletakkan kembali ditempatnya semula dan laboratorium harus ditinggalkan dalam
keadaan bersih.
4) Pengawasan
(Controlling)
Pengawasan atau sering disebut pula supervisi
ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan
bila perlu menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai
dengan rencana. Proses pengawasan terdiri atas beberapa tindakan pokok, yaitu :
a)
penentuan ukuran / pedoman
baku sebagai pembanding / alat ukur untuk menjawab pertanyaan dari hasil
pelaksanaan,
b)
penilaian / pengukuran
terhadap tugas yang sudah atau yang sedang dikerjakan, baik secara lisan maupun
tertulis, atau pertemuan langsung dengan petugas,
c)
perbandingan antara
pelaksanaan pekerjaan dengan ukuran / pedoman yang telah ditetapkan untuk
mengetahui penyimpangan / perbedaan yang terjadi dan perlu tidaknya perbaikan,
d)
perbaikan terhadap
penyimpangan yang terjadi agar pekerjaan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Ada beberapa prinsip dasar
pengawasan yang harus diterapkan agar manajemen laboratorium menjadi baik,
yaitu :
a)
Pengawasan bersifat membimbing dan membantu
mengatasi kesulitan dan bukan mencari kesalahan. Kepala Sekolah harus
menfokuskan perhatian pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi guru, bukan
sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan guru harus disampaikan Kepala Sekolah
sendiri dan tidak di depan orang lain.
b)
Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak
langsung, artinya diupayakan agar yang bersangkutan mampu mengatasi sendiri,
sedangkan Kepala Sekolah hanya membantu. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan
diri yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
c)
Balikan atau saran perlu segera diberikan, agar
yang bersangkutan dapat memahami dengan jelas keterkaitan antara balikan dan
saran tersebut dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan balikan sebaiknya
dalam bentuk diskusi, sehingga terjadi pembahasan terhadap masalah yang terjadi
secara bersama.
d)
Pengawasan dilakukan secara periodik / berkala,
artinya tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak ada hambatan,
kehadiran Kepala Sekolah akan dapat menumbuh-kan dukungan moral bagi guru yang
sedang mengerjakan tugas.
e)
Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan,
agar guru dengan mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi,
sehingga dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga akan
menumbuhkan hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim kerja yang
kompak.
Berdasarkan uraian artikel diatas, ada beberapa
pertanyaan yang ingin didiskusikan bersama pembaca antara lain:
1. Faktor
apasajakah yang menunjang fungsi manajemen laboratorium dapat berjalan dengan
baik?
2. Bagaiamana
manajemen laboratorium IPA itu dikatakan efektif?
3. Apakah
tahap pengawasan itu penting? Siapakah pihak yang terlibat pada proses
pengawasan laboratorium?
BalasHapusMenanggapi soal no 2.
Dikatakan efektif apabila, terlaksana dengan baik dan sesuai dengan prosedur, serta dilengkapi dengan sarana dan prasarananya, dan juga di lengkapi dengan sumber daya manusianya.
Menanggapi pertanyaan no 2. Mnrt saya pengwasan itu sangat penting. Kerena tahap ini akan meningkatkan kinerja para personel leb dn mrka akan lebih berhati2 dalam bekrja. Pihak yg terlibat dlam pengwasan adlak kepalah sekolah. Sekian
BalasHapusFaktor apasajakah yang menunjang fungsi manajemen laboratorium dapat berjalan dengan baik?
BalasHapusSupaya manajemen berjalan dengan baik maka harus memperhatikan antara lain manejemen laboratorium bertitik tekan pada penyusunan Ruangan Laboratorium, pengadministrasian, Organisasi untuk mengatur proses pembelajaran ber Standar Oprasional Laboratorium.
Salam
Agung Laksono
Menanggapi pertanyaan nomor 3, tahap pengawasan sangat penting krn dgn adanya pengawasan yang baik jika terdapat suatu kekurangan akan dapat dengan segra diatasi dan dicarikan solusinya, dan semua pihak yg terkait dan bertugas dilabor, kepala sekolah, dan pengawas sekolah diharapkan dapat bersama2 mengawasi menejemen labor agar tidak terjadi penyimpangan, dan dapat mencapai tujuan yg dinginkan
BalasHapusMenanggapi pertanyaan no.2 Bagaiamana manajemen laboratorium IPA itu dikatakan efektif?
BalasHapusMenurut saya dikatakan efektif apabila Para pengelola laboratorium memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, dan mengikuti peraturan dan laboratorium dapat bermanfaat bagi peserta didik.
Assalamualaikum wr.wb
BalasHapusBagaiamana manajemen laboratorium IPA itu dikatakan efektif?
Menejemen yg dilaksanakan harus sesuai dengan tujuan dari labor, semua pengelola labor harus menjalan kan tugas nya sesuai dengan prosedur sehingga menajemen labor bisa efektif.
Terima kasih
Menanggapi pertanyaan pertama Faktor apa sajakah yang menunjang fungsi manajemen laboratorium dapat berjalan dengan baik? Banyak faktor yang menunjang menajemen labor, diantaranyanya mulai dari tata ruang, struktur organisasi, alat dan bahan, fasilitas,pengamanan,keterampilan sdm dan masih banyak hal lain yang menunjang fungsi lab. Terimakasih
BalasHapusmenanggapi pertanyaan no.2 mengenai Bagaiamana manajemen laboratorium IPA itu dikatakan efektif?
BalasHapusmanajemen lab bisa dikatakan efektif jika semua pihak yang terkait dengan pengelolaan labor bisa menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dengan baik.
Menurut pendapat saya manajemen labor dikatakan efektif jika kebutuhan siswa untuk melakukan praktikum dapat terlaksana dengan baik dan tersedianya alat serta bahan praktikum maka dapat dikatakan manajemen labor berjalan dengan baik
BalasHapusManajemen laboratorium IPA dikatakan efektif apabila pengadaan sarana dan prasarana sudah memenuhi standar kebutuhan praktikum di sekolah tersebut, personil yang bertugas juga bekerja dengan baik sesuai tupoksinya serta sistem evaluasi sudah sistematis. Terima kasih.
BalasHapusSaya akan menjawab nmor 3. Sangat penting, biasanya pihak yang terlibat pada proses pengawasan yaitu kepala sekolah dan kepala laboratorium
BalasHapusSaya akan menjawab soal no 2 yaitu, Bagaiamana manajemen laboratorium IPA itu dikatakan efektif? Manajemen laboratorium IPA dikatakan efektif jika tujuan yang diinginkan tercapai, baik dari segala fungsi manajemen yang telah berjalan semestinya hingga kegiatan pratikum yang berjalan lancar
BalasHapusAssalamualaiku, saya menanggapi pertanyaan no 2 saudara tentang bagaimana manajemne laboratorium IPA itu dikatakan efeketif. Menurut saya adalah manajemen laboratorium yang mampu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan laboratorium secara konsisten dan berkesinambungan serta mengelola sumberdaya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.Manajemen laboratorium IPA berkaitan dengan proses perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap kegiatan laboratorium IPA.
BalasHapusApakah tahap pengawasan itu penting? Siapakah pihak yang terlibat pada proses pengawasan laboratorium? tahap pengawasan itu penting karena guna sebagai monitorinng untuk mencapai tujuan dan keefektifan dalam laboratorium, yang melakukan pengawasan terhadap laboratorium semua struktur yang ada pada laboratorium yang dibawah kendali kepala sekolah
BalasHapusmanajemen laboratorium IPA itu dikatakan efektif apabila fungsi manajemen itu bisa berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan.
BalasHapusmenyikapi pertanyaan no 1.?
BalasHapusFaktor menunjang fungsi manajemen laboratorium dapat berjalan dengan baik yaitu harus penyusunan Ruangan Laboratorium, pengadministrasian, Organisasi.