Pages

SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM IPA

Rabu, 21 Maret 2018


Laboratorium dapat diartikan dari kata “Laboratory” seperti pada kamus Wellester’s yaitu “Abuilding or room in wich scientific experiments are conducted or where drugs science explosive are tested and compounded”. Menurut menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pendidikan Tgl. 5 Maret 1983, yang dimaksud dengan  Laboratorium/studio adalah sarana penunjang jurusan dalam study yang bersangkutan, dan sumber unit daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan. Dalam pendidikan laboratorium adalah tempat proses belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan praktikum hasil pengalaman belajar. Dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Praktikum didalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metode mendidik untuk belajar dan mempraktekkan segala aktifitas dalam proses belajar mengajar untuk menguasai suatu keahlian.
Kegiatan laboratorium IPA di sekolah secara lebih jelas diungkapkan oleh Hodson (dalam Rosbiono,2003). Laboratorium sedikitnya mencakup empat kegiatan utama, yaitu (a) untuk melaksanakan eksperimen, (b).kerja laboratorium, (c). praktikum, dan (d) pelaksanaan didaktik pendidikan IPA.  Eksperimen dilakukan di laboratorium guna menemukan bukti empiric untuk memverifikasi dan menguji hipotesis, melalui kegiatan pengukuran dan pengamata. Praktikum umumnya digunakan untuk kegiatan belajar di laboratorium sekolah. Umumnya praktikum dilakukan sesuai dengan langkah-langkah atau penuntun praktikum yang telah disusun guru dan bersifat verifikatif. Praktikum di sekolah seharusnya dikembangkan lebih pada kegiatan inkuiri dan berkaitan erat dengan pelaksanaan pendidikan IPA yang lebih berkualitas.

Sistem Manajemen Mutu
Sistem manajemen mutu dapat diartikan sebagai kegiatan yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dengan memperhatikan mutu. Definisi ini digunakan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan oleh Klinis dan Institut Standar Laboratorium (CLSI). Kedua kelompok ini diakui secara Internasional oleh organisasi standar laboratorium.
ISO 9000 mendefenisikan manajemen mutu sebagai “ kegiatan yang terkoordinasi atau teratur untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi dalam hal mutu “. Hal ini erat kaitannya dengan defenisi dari system struktur organisasi, sumber daya yang berkualitas, proses dan prosedur yang diperlukan untuk menerapkan manajemen mutu. Konsep manajemen mutu yang diguanakan pada saat ini pertama kali muncul pada awal abad ke-20 dan merupakan hasil dari proses manufaktur dan toko.
ISO 17025 adalah sebuah sistem manajemen mutu laboratorium berstandar internasional. ISO 17025 menetapkan persyaratan umum untuk kompetensi pengujian dan kalibrasi, termasuk sampling. Ini mencakup pengujian dan kalibrasi dengan menggunakan metode standar, metode non-standar, dan metode laboratorium yang dikembangkan.
ISO 17025 digunakan oleh laboratorium dalam mengembangkan sistem manajemen untuk kualitas, administrasi, dan teknis operasional. Pelanggan laboratorium, regulator, dan badan akreditasi juga dapat menggunakannya dalam mengonfirmasi atau mengakui kompetensi laboratorium.
Prosedur sistem manajemen mutu laboratorium yang disyaratkan oleh ISO/IEC 17025: 2005, sekurang-kurangnya, adalah sebagai berikut:
a.        Independensi Laboratorium dan Perlindungan Hak Pelanggan;
b.       Pengendalian Rekaman dan Dokumen Sistem Manajemen Mutu;
c.        Kaji Ulang Permintaan, Tender dan Kontrak Serta Subkontrak Pengujian;
d.       Evaluasi Pemasok dan Pembelian;
e.        Pelayanan Kepada Pelanggan dan Penyelesaian Pengaduan;
f.         Pengendalian Pekerjaan Pengujian yang Tidak Sesuai dan Peningkatan Berkelanjutan;
g.        Tindakan Perbaikan dan Pencegahan;
h.       Audit Internal Laboratorium;
i.         Kaji Ulang Manajemen;
j.         Pengembangan Personil Laboratorium;
k.        Pengendalian Kondisi Akomodasi dan Lingkungan Pengujian;
l.         Pemilihan, Pemutakhiran dan Validasi Metode Pengujian;
m.      Perhitungan Estimasi Ketidakpastian Pengujian;
n.       Pengelolaan Peralatan dan Bahan Acuan;
o.       Pengambilan Sampel dan Pengelolaan Sampel;
p.       Pengendalian Mutu Hasil Pengujian dan Uji Banding Antar Laboratorium;
q.       Laporan Hasil Pengujian;
r.        Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Pengelolaan Limbah Laboratorium

Berbeda dengan laboratorium lain pada umumnya yang hanya bertanggung jawab terutama pada produk yang dihasilkan, laboratorium IPA sekolah bertanggung jawab baik terhadap proses maupun produk kegiatan laboratorium. Hal ini dapat dipahami karena laboratorium sekolah berperan sebagai pengganti pembelajaran di kelas, artinya laboratorium sekolah berperan juga sebagai wahana untuk proses pembelajaran. Oleh karena itu, Laboratorium IPA sekolah harus dikelola dengan sangat bersungguh-sungguh, sistematik, dan tepat sasaran, sehingga tujuan pembelajaran yang berorientasi pada proses dan produk pembelajaran melalui praktikum tercapai. Agar tujuan kegiatan praktikum di laboratorium tercapai dengan baik, maka diperlukan suatu sistem tata kelola atau manajemen yang sangat kuat, yang mencerminkan kualitas atau mutu proses/kegiatan laboratorium, dengan senantiasa memperhatikan kepuasan pebelajar/siswa. Karena tata kelola laboratorium dirancang untuk kualitas atau mutu, maka seringkali istilah sistem tata kelola diartikan sebagai sistem manajemen mutu.
Idealnya, laboratorium sekolah sebagai unit atau organisasi yang berorientasi pada pencapaian proses dan produk, hendaknya menganut sistem manajemen mutu yang telah terstandar secara nasional/internasional, yaitu sistem manajemen mutu ISO 9001:2008.  Meskipun demikian, karena berbagai keterbatasan, paling tidak laboratorium sekolah, memiliki sistem manajemen mutu mendekati sistem mutu tersebut agar dapat mengorganisasikan kegiatan laboratorium secara menyeluruh, dan semua faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan praktikum terkendali. Yang penting, sistem manajemen mutu laboratorium harus mampu memenuhi kebutuhan laboratorium dan kebutuhan siswa.
Dalam mengembangkan sistem mutu laboratorium sekolah, hal yang pertama kali harus dilakukan oleh pimpinan laboratorium adalah menetapkan kebijakan mutu, tujuan mutu, struktur organisasi serta peraturan untuk:
a)         Memastikan bahwa semua personil laboratorium memahami visi dan misi laboratorium.
b)        Memastikan bahwa semua personil laboratorium dapat melakukan tugasnya masing-masing dengan baik dan terkendali
c)         Memastikan bahwa semua kegiatan, sumberdaya, sarana, prasarana serta peralatan dan bahan di laboratorium teridentifikasi dan terdokumentasi dengan baik.
d)        Menjamin bahwa siswa dapat melakukan kegiatan praktikum sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Sistem Manajemen Mutu Untuk Semua Proses
Kompleksitas dari sistem laboratorium mensyaratkan bahwa banyak faktor yang harus diterapkan untuk menjamin mutu di laboratorium. Beberapa faktor tersebut antara lain :
·                lingkungan laboratorium
·                prosedur pengendalian mutu
·                komunikasi
·                pencatatan
·                kecakapan dan staf yang berpengalaman
·                alat dan bahan yang berkualitas.


Sistem Manajemen Mutu Laboratorium IPA
1. Organisasi Laboratorium 
Laboratorium memiliki struktur organisasi yang setiap anggotanya memiliki tugas pokok dan fungsi masing-masing. Kepala sekolah dalam organisasi laboratorium memiliki tugas dan fungsi sebagai penanggungjawab. Kepala sekolah dan kepala laboratorium memiliki hubungan hierarki dalam struktur organisasi laboratorium. Dalam struktur organisasi laboratorium juga ada teknisi dan laboran yang masing-masing memiliki tugas pokok dan fungsi dalam laboratorium.

2. Personal
Aspek personal dalam manajemen mutu berkaitan dengan kompetensi dari setiap tenaga yang ada di laboratorium. Kompetensi yang harus dimiliki setiap kepala laboratorium, teknisi, dan laboran mengacu pada standar pemerintah No. 26 Tahun 2008. Adapun kompetensi yang harus dimiliki antara lain: 
·      kompetensi kepribadian
·       kompetensi sosial
·       kompetensi manajerial
·       kompetensi administratif
·       kompetensi professional

3. Equipment
Equipment dimaksud disini adalah peralatan yang ada di laboratorium. Adapun peralatan di laboratorium yaitu tabung reaksi, cawan petri, pipet tetes, pengaduk, gelas ukur, spiritus, dan segala alat yang biasa dipakai dalam praktikum. 

4. Information management
Informasi dibedakan berdasarkan sifatnya ada 2 yaitu akuntabilitas dan responsibilitas. Informasi yang bersifat akuntabilitas adalah informasi yang arahnya vertikal (keatas). Informasi yang bersifat akuntabilitas dapat dikatakan administratif. Informasi yang bersifat responsibilitas adalah informasi yang arahnya horizontal (kiri-kanan dan bawah). Informasi yang responsibilitas ini dapat dikatakan bersama. Saat memanajemen informasi yang ada di laboratorium harus bisa membedakan antara informasi yang bisa dibagikan ke publik dengan informasi yang tidak bisa dibagikan ke publik. Sebagai contoh, kita tidak boleh memberitahukan informasi tentang dimana membeli zat-zat kimia yang sifatnya terlarang karena dapat dimanfaatkan oleh oknum-oknum tertentu untuk kepentingan kriminal. Selain itu, kita sebaiknya melaporkan aliran dana yang ada di laboratorium kepada anggota organisasi laboratorium saja.  

5. Proses Pengendalian
Proses pengendalian lebih menekankan pada penggunaan bahan yang berbahaya terhadap praktikum terutama limbah. Setiap laboratorium harus memiliki tempat pembuangan limbah hasil praktikum. Sebaiknya limbah dibuang di tempat sampah yang berbeda-beda sesuai jenis limbahnya agar tidak terjadi kontaminasi ataupun kecelakaan yang dapat membahayakan keselamatan orang-orang yang ada di laboratorium. Terkait penggunaan bahan yang berbahaya dalam praktikum sebaiknya diganti dengan bahan yang lebih aman bagi keselamatan praktikan akan tetapi fungsinya sama. 

6. Purchasing and Inventory
Sebelum membeli barang untuk laboratorium sebaiknya di data dahulu alat dan bahan yang ada di laboratorium. Alat dan bahan yang ada dicek kelayakannya dan jumlahnya. Apabila stok alat atau bahan tinggal sedikit sebaiknya cepat-cepat dibeli atau dipesan sebelum praktikum dilaksanakan agar tidak menghambat keterlaksanaan praktikum. Inventarisasi alat dan bahan harus terus dilakukan dan dicatat sebagai laporan kepada kepala laboratorium. Inventarisasi yang baik dapat menunjang kemajuan laboratorium.

7. Document and Record
Dokumen yang ada di laboratorium meliputi berita acara serta dokumen-dokumen kegiatan yang ada di laboratorium. Perekaman berkaitan dengan alat yang dipakai di laboratorium. Setiap kegiatan di laboratorium harus terdokumentasi dengan baik sebagai pertanggungjawaban dalam mengelola laboratorium.

8. Occurred Management  
Manajemen terkait penyimpangan di laboratorium ditekankan pada antisipasi. Keamanan dan keselamatan di laboratorium harus dibuat standar operasional prosedur (SOP). 

9. Assesment 
Penilaian merupakan target ketercapaian untuk setiap jenis layanan yang ada di laboratorium. Setiap kegiatan yang ada di laboratorium haruslah dievaluasi atau dimonitoring.

10. Facility and Safety
Fasilitas yang mendukung keselamatan kerja di laboratorium antara lain: ventilasi, lemari asam, alat pemadam kebakaran, aliran listrik, aliran air, dan sebagainya. Selain itu, gunakanlah baju lab, masker dan sarung tangan saat praktikum guna perlindungan diri dari bahaya zat ataupun alat. 

11. Customer service
Kerja customer service adalah piket terhadap kebersihan dan pelayanan yang ada di laboratorium. Sekolah yang laboratoriumnya tidak memiliki customer service bisa meminta siswa untuk membantu saat ada praktikum akan tetapi tidak mengganggu aktivitas belajar siswa tersebut. 

12. Process improvement 
Proses kemajuan terhadap laboratorium dapat dilakukan dengan cara merefleksi setiap kegiatan yang ada di laboratorium. Refleksi ini sangat penting dilakukan guna kemajuan laboratorium.

Berdasarkan artikel diatas penulis mengajukan beberapa pertanyaan untuk di diskusikan bersama dengan pembaca antara lain:
1.      Aspek apasajakah yang perlu diperhatikan agar manajemen mutu laboratorium IPA dapat terorganisasi dengan baik?
2.      Jika suatu sekolah memiliki keterbatasan fasilitas laboratorium, dapatkah sekolah tersebut mewujudkan laboratorium yang memliki sistem manajement mutu laboratorium IPA yang baik? Usaha apa yang dapat dilakukan?
3.      Dalam mengembangkan sistem mutu laboratorium IPA sekolah diperlukan teknisi dan laboran yang memiliki kecakapan dan berpengalaman. Jika disuatu sekolah mendapati kendala keterbatasan staf yang memiliki keahlian tersebut, solusi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?  

17 komentar:

  1. terima kasih.....
    Jika suatu sekolah memiliki keterbatasan fasilitas laboratorium, dapatkah sekolah tersebut mewujudkan laboratorium yang memliki sistem manajement mutu laboratorium IPA yang baik? Usaha apa yang dapat dilakukan?
    dapat guru/tenaga lab dan kepala sekolah berkomeitmen mewujudkannya.usaha yang dilakukan untuk tingkat sekolah bisa menggunakan dana BOS mengkin bertahap dan guru/tenaga lab dapat mengikuti lomba-lomba ilmiah untuk membantu pendanaan untuk mewujudkan lab yang bermutu dan mengusulkan ke dinas terkait untuk lab sekolah.

    BalasHapus
  2. Aspek apasajakah yang perlu diperhatikan agar manajemen mutu laboratorium IPA dapat terorganisasi dengan baik?
    Untuk meningkatat mutu Laboratorium IPA melalui Pengadministrasian laboratorium, pengelolaan alat dan bahan laboratorium, dan Penataan tata ruang suatu laboratorium yang baik diperlukan penempatan peralatan yang tersusun dengan rapi. Apabila sudah terlaksana dengan baik maka mutu laboratorium akan meningkat.

    Salam
    Agung Laksono

    BalasHapus
  3. Assalamualaikum,menurut pendapat saya jika di sekolah tidak ada teknisi bisa meminta bantuan kepada guru sejawat mata pelajaran untuk mendampingi saat praktikum atau meminta bantuan pada ahli teknisi di instansi lain

    BalasHapus
  4. Menanggapi pertanyaan no 1. Menurut saya yang perlu diperhatikan agar manajemen mutu laboratorium IPA dapat terorganisasi dengan baik hendaknya perlu adanya optimalisasi pengelolaan laboratorium yang baik yang dilakukan oleh personil-personil yang terlibat seperti kepala sekolah,wakil kepala sekolah,kepala laboratorium, guru-guru IPA, laboran,teknisi dan dibantu siswa. Pengelolaan laboratorium dilakukan seperti pelaksanaan dalam peng-administrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk pengembangannya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Dalam melaksanakannya selalu berorientasi kepada faktor-faktor keselamatan yang terlibat dalam laboratorium dan lingkungannya. Jika pengelolaan dapat berjalan dengan baik maka kualitas dan mutu laboratorium IPA di sekolah pun juga akan meningkat. Terima Kasih

    BalasHapus
  5. saya akan mencoba menjawab pertanyaan no 3. Dalam mengembangkan sistem mutu laboratorium IPA sekolah diperlukan teknisi dan laboran yang memiliki kecakapan dan berpengalaman. Jika disuatu sekolah mendapati kendala keterbatasan staf yang memiliki keahlian tersebut, solusi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut? menurut saya jika di sekolah tidak ada laboran bisa meminta bantuan kepada guru bidang sains untuk membantu dan mendampingi saat proses praktikum, atau bisa juga meminta bantuan pada orang lain yg merupakan teknisi disekolah atau instansi lain.terimakasih ^_^

    BalasHapus
  6. Saya akan menjawab pertanyaan nomor 1 yaitu Aspek perencanaan, Aspek penataan, Aspek pengadministrasian, Aspek pengamanan , perawatan dan pengawasan

    BalasHapus
  7. menanggapi pertanyaan no.3 mengenai Dalam mengembangkan sistem mutu laboratorium IPA sekolah diperlukan teknisi dan laboran yang memiliki kecakapan dan berpengalaman. Jika disuatu sekolah mendapati kendala keterbatasan staf yang memiliki keahlian tersebut, solusi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?

    menurut saya, sekolah tersebut mengkin bisa mengikutkan anggota personel lab dalam suatu pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kecakapan personel lab tersebut. atau jika memang tidak ada staf yang ahli, ketika praktikum bisa didampingi oleh guru mata pelajaran, namun jika guru tersebut juga kurang cakap, guru tersebut bisa saling sharing dengan teman sejawat untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.

    terima kasih.

    BalasHapus


  8. Menanggapi soal no 3.
    Menurut saya, untuk mengatasi hal tsb yaitu dengan mengikuti pelatihan labor, dengan demikian, maka staf staf yang ada di sekolah tersebut akan mempunyai keahlian yang di dapati dari pelatihan

    BalasHapus
  9. Menanggapi pertanyaan no 3.
    Jika kekurangan staf tenaga labor bisa diberikan kepada guru ipa dengan mengikuti pelatihan laboratorium dan mendapatkan sertifikat laboratorium, agar guru tsb mempunyai keahlian dalam laboratorium.

    BalasHapus
  10. Menanggapi pertanyaan nomor 2. pada prinsipnya bisa saja. yang perlu dilakukan adalah agar pengelola laboratorium mampu secara kreatif mencari solusi, misalnya dengan memanfaatkan benda-benda di sekitar yang mampu mendukung konsep materi yang akan dipraktekkan di laboratorium. Terima kasih

    BalasHapus
  11. Assalamualaikum wr.wb
    Saya mencoba menanggapi pertanyaan no 1.
    Aspek apasajakah yang perlu diperhatikan agar manajemen mutu laboratorium IPA dapat terorganisasi dengan baik?
    Aspek Yang perlu diperhatikan yaitu Pengelolaan laboratorium dilakukan seperti pelaksanaan dalam peng-administrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk pengembangannya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya.
    Terima kasih

    BalasHapus
  12. Menurut pendapat saya, dalam mengembangkan sistem mutu laboratorium IPA sekolah diperlukan teknisi dan laboran yang memiliki kecakapan dan berpengalaman. Jika disuatu sekolah mendapati kendala keterbatasan staf yang memiliki keahlian tersebut, solusi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
    dengan melakukan pelatihan khusus tentang pengelolaan laboratorium bagi staf atau guru disekolah agar mereka mempunyai keahlian dalam mengelola laboratorium.

    BalasHapus
  13. Assalamualaikum, saya akan mencoba menjawab nomr 3
    Jika suatu sekokah memiliki keterbatasan staf, maka yang bisa digunakan dalam menjaga mutu laboratorium, ialah, dengan menempatkan orang yang mampu bertanggung jawab pada posisi-posisi yang dinilai penting, atau memilih oranf dengan kemmampuan yang mumpuni atau mendekati, dan jika diperlukan melibatkan siswa.

    BalasHapus
  14. Menanggapi pertanyaan no.1
    Menurut saya yang harus dalam manajemen mutu laboratorium adalah struktur dan manajemen laboratorium harus diatur sehingga kualitas kebijakan dapat ditetapkan dan dilaksanakan,kemampuan, sikap kerja para pegawai, peralatan harus berfungsi dengan baik,dan Dokumen yang diperlukan di laboratorium untuk menginformasikan bagaimana melakukan sesuatu.

    BalasHapus
  15. Dalam mengembangkan sistem mutu laboratorium IPA sekolah diperlukan teknisi dan laboran yang memiliki kecakapan dan berpengalaman. Jika disuatu sekolah mendapati kendala keterbatasan staf yang memiliki keahlian tersebut, solusi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut? maka dalam hal ini sekolah berperan aktif dalam mencari staff yang dibutuhkan dan sekolah juga bisa mengirim kan beberapa orang guru untuk melakukan pelatihan staf laboratorium yang dibutuhkan,kemudian diknas juga berperan mengadakan pelatihan menyangkut hal tersebut dalam meningkatkan mutu pendidikan

    BalasHapus
  16. Menanggapi pertanyaan nomor 3, krn saat ini disekolah2 sangat terbatas tenaga laboran maka guru mata pelajaran terkait diberikan pelatihan dan bekal agar mampu untuk mengambil alih tugas dari teknisi dan laboran agar praktikum dan laboratorium dapat berfungsi dan berjalan sebagaimana mestinya

    BalasHapus
  17. menanggapi pertanyaan pertama Aspek apa sajakah yang perlu diperhatikan agar manajemen mutu laboratorium IPA dapat terorganisasi dengan baik? ada banyak aspek untuk mengorganisasikan manajemen mutu lab, diantaranya adalah Tata ruang, Alat yang baik dan terkalibrasi,Infrastruktur,Administrasi laboratorium dll. sampai juga pada pengorganisasiannya. apabila hal ini dikelola dengan baik maka akan meningkatkan manajemen mutu lab tersebut. terimakasih

    BalasHapus

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS