Pages

PEMUSNAHAN ALAT LABORATORIUM TIDAK TERPAKAI

Jumat, 27 April 2018



Keberadaan bahan atau alat yang sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi, cenderung mengganggu kerja, memerlukan tempat, dan cenderung berbahaya bagi kehidupan. Dalam prinsip pengelolaan laboratorium, keamanan, keselamatan kerja dan lingkungan sangat penting diperhatikan. Oleh karena itu pemusnahan alat/bahan laboratorium yang rusak mesti direncanakan dan dilakukan dengan pasti dengan cara yang tepat. Tugas pemusnahan alat dan bahan praktikum menjadi tanggung jawab dari pengelola laboratorium, karena pengelola laboratoriumlah yang paling mengetahui sifat dan informasi dari limbah tersebut. Keputusan dalam memusnahkan limbah laboratorium harus sejalan dengan kerangka kerja lembaga dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Kertiasa (2006) mengelompokkan peralatan yang ada di laboratorium biologi sebagai berikut:
1.         Alat-alat optik, seperti mikroskop cahaya, mikroskop stereo, mikroskop elektron
2.         Alat-alat dan wadah dari kaca (kaca objek, cover glass, cawan petri, gelas beker, pipet tetes, tabung reaksi) dari porselen atau dari plastik yang tidak mudah terkorosi
3.         Alat-alat bantu seperti penjepit, sumbat karet, sumbat gabus, pelubang gabus, spatula, sikat tabung reaksi dan sikat buret serta corong,
4.         Alat-alat bedah dan pengerat seperti jarum, panci bedah, gunting, pinset, pisau,
5.         Alat peraga dan model seperti kerangka, torso, kotak genetika dan carta,
6.         Alat-alat ukur seperti neraca, termometer, hygrometer, stop watch, dan respirometer,
7.         Alat-alat penopang/penumpu seperti statif dan alasnya, kaki tiga, kasa, rak tabung reaksi,
8.         Alat pemanas, seperti pembakar spiritus
9.         Alat-alat untuk kegiatan lapangan seperti kuadrat, jala plankton

Peralatan laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
1.         Peralatan consumable adalah peralatan laboratorium yang digunakan sekali pakai rusak atau dibuang atau dapat juga sekali pakai pecah atau mudah pecah. Yang termasuk peralatan ini adalah alat gelas, pipa gelas, pipa karet, kertas saring, kertas kromatografi, dll.
2.         Peralatan non-consumable adalah peralatan laboratorium yang dapat digunakan terus-menerus dan bukan sekali pakai. Yang termasuk peralatan ini adalah pembakar gas, mikroskop, peralatan elektronik, dll. Sebaiknya mikroskop dan peralatan elektronik disimpan terpisah.

Alat yang telah rusak dan tidak dapat dipakai lagi di data kemudian dipisahkan alat gelas dan alat non gelas.
·         Alat non gelas di dimusnahkan dengan cara dibakar.
·         Alat gelas dimusnahkan dengan cara ditimbun atau dikubur di dalam tanah.

Secara umum dalam pembuangan limbah terdapat beberapa metoda, metoda pembuangan limbah laboratorium tersebut terbagi atas empat metoda. Metoda-metoda tersebut adalah sebagai berikut :
1.      Pembuangan langsung dari laboratorium.
Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya, endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.

2.      Dengan pembakaran terbuka.
Metoda pembakaran terbuka dapat diterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.

3.      Pembakaran dalan insenerator.
Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat toksik.

4.      Dikubur didalam tanah.
Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.

Pada praktikum koagulasi darah alat-alat praktikum yang digunakan dimusnahkan dengan cara:
·           Objek glass: Objek glass yang telah digunakan dalam pratikum masih bisa digunakan untuk pratikum selanjutnya, oleh karena itu tidak di buang/ dimusnahkan tetapi di simpan pada tempat penyimpanannya.akan tetapi jika objek glass yang digunakan pecah, maka sebaiknya kita data terlebih dahulu gelas kimia yang pecah tersebut dan kemudian kita kumpulkan pecahan objek glass lalu kita buang ditempat sampah yang berisi pecahan kaca.
·           Kapas & tissue : Kapas & tissue  yang telah digunakan dalam pratikum bisa langsung kita musnahkan dengan cara membakar kapas dan tissue tersebut
·           Jarum Franke/lancets: peralatan laboratorium yang digunakan sekali pakai dibuang dan dapat dimusnahkan dengan cara dibakar.
·           Tusuk gigi: langsung dibuang ketempat sampah.

Pertama, Pada artikel ini penulis membahas mengenai memisahkan alat & bahan praktikum pada laboratotrium setelah digunakan untuk dimusnahkan. Setalah kita melakukan kegiatan praktikum atau penelitian pada laboratorium kita wajib membuang alat dan bahan yang telah kita gunakan. Alat & bahan yang tidak bisa digunakan lagi atau sekali pakai selanjutnya kita buang untuk dimusnahkan.  Peralatan consumable adalah peralatan laboratorium yang digunakan sekali pakai rusak atau dibuang atau dapat juga sekali pakai pecah atau mudah pecah. Alat yang biasanya digunakan sekali pakai yaitu: Masker, sarung tangan, jarum lancet.

 Masker                                                     Sarung Tangan                                          Jarum Lancet


1. Terlebih dahulu kita wajib mengidentifikasi/ memisahkan bahan berbahaya dan barang tidak berbahaya 
2. Identifikasi tipe limbah : Limbah kimia, limbah hewan, pecahan gelas kimia, dan limbah lainnya seperti kertas.
3. Identifikasi jenis tempat sampah limbah yang telah dipisahkan berdasarkan warna sesuai dengan kegunaannya. Jenis sampah yang dibuang antara lain:
·         Plastik/tas Hitam : Bungkusan Plastik, Suntik, Masker, Kardus
·         Plastik Kuning : Sarung tangan, kapas, tissue
·         Plastik merah : sampah botol plasik
·         Wadah benda tajam : Gelas pecah, jarum, pisau bedah

Link video :












4  Pembuangan bahan kimia melalui wastafel
-          Identifikasi terlebih dahulu apakah bahan kimia yang akan dibuang merupakan bahan radioaktif atau bukan.
-          Jika bahan kimia bersifat radioaktif maka harus dimasukan kedalam tabung limbah bahan kimia
-          Jika bahan kimia tidak reaktif maka maka bisa dibuang pada saluran wastafel

5.      Bersihkan wastafel dengan bersih.

PEMUSNAHAN ALAT LABORATORIUM BERBAHAN KACA

        Kecelakaan kerja bisa terjadi pada suatu kegiatan penelitian atau praktikum apabila praktikan melakukan penelitian/praktikum tidak mengikuti SOP yang ada. Kemungkinan kecelakaan kerja bisa terjadi antara lain kebakaran, ketumpahan zat kimia berbahaya, alat laboratorium mengalami kerusakan seperti pecah, retak atau rusaknya gelas kimia, pipet tetes serta pecahnya botol kaca penyimpan zat kimia.
            Alat praktikum  berbahan kaca yang telah digunakan dalam pratikum masih bisa digunakan untuk pratikum selanjutnya, oleh karena itu tidak di buang/ dimusnahkan tetapi di simpan pada tempat penyimpanannya. Jika alat  yang digunakan pecah, maka kita kumpulkan pecahan kaca lalu kita buang ditempat sampah yang berisi pecahan kaca. Sebelum dimusnahkan alat tersebut terlebih dahulu didata pada daftar administrasi alat untuk dimusnahkan.
          Alat gelas dapat dimusnahkan dengan cara ditimbun di dalam tanah atau dibuang pada tempat pengolahan limbah kaca. Pada artikel ini akan membahas mengenai bagaimana memusnahkan alat-alat laboratorium berbahan kaca (gelas erlenme, yer pipet tetes dan botol kaca penyimpan zat kimia)  yang pecah & rusak.

1.      Pastikan bahwa praktikan telah mengunakan perlengkapan wajib praktikum antara lain jas laboratotium, sarung tangan, masker dan sepatu.
2.      Jika pipet tes tidak dapat digunakan lagi atau mengalami kerusakan maka sebaiknya kita data pada daftar administrasi kedalam alat yang akan dimusnahkan selanjutnya dibuang pada kotak “Broken Glass Disposal”

    Jika alat kimia seperti gelas erlenmeyer dan botol kaca penyimpan zat kimia pecah maka terelebih dahulu dibersihkan. Pecahan kaca dapat dibersihkan dengan menggunakan penjepit khusus maupun menggunakan sapu/serokan kecil untuk pecahan kaca yang halus.

Botol Kaca Penyimpan Zat Kimia : Pecahan kaca diambil menggunakan penjepit khusus


Gelas Erlemenyer : dibersihkan menggunakan serokan


3.   Pecahan kaca tersebut dimasukan kedalam kotak “Broken Glass Disposal”. Kotak khusus ini sebagai tempat pembuangan sementara alat laboratorium yang rusak dan pecah khusus alat laboratorium berbahan kaca sebelum dibuang ketempat penampungan limbah kaca. 


4. Setelah limbah kaca laboratorium banyak selanjutnya dibuang ketempat penampung limbah kaca yang nantinya akan bercampur dengan limbah kaca lainnya untuk didaur ulang.

            Limbah kaca yang dibuang pada penampungan limbah selanjutnya dapat dapat didaur ulang dengan menggunakan berbagai jenis mesin pengolah limbah kaca. Nantinya limbah kaca alat laboratorium akan dihancurkan oleh mesin tersebut menjadipartikel-partikel yang lebih kecil yang selanjutnya dapat didaur ulang menjadi suatu produk. 

link Video :

Format Berita Acara:

BERITA ACARA PEMUSNAHAN ALAT
Pada hari ini …… tanggal …. bulan tahunbertempat ditelah melaksanakan pemusnahan barang berupa :

NO
NAMA BARANG
NO.INVENTARIS
JML
KETERANGAN

Barang tersebut telah diperiksa dan terdapat rusak/cacat produksi dan tidak memungkinkan untuk digunakan kembali.
Demikian Berita Acara ini kami buat berdasarkan keadaan yang sebenarnya. Atas perhatian dan kerja samanya kami mengucapkan terima kasih.
Yang melakukan pemusnahan:
1.      Nama         :
NIP           :
Jabatan      :
2.      Nama         :
NIP           :
Jabatan      :
(Tanda Tangan)


Berdasarkan artikel diatas ada beberapa pertanyaan yang ingin didiskusikan dengan para pembaca, antara lain:
       1.      Mengapa pentingnya alat laboratorium yang sudah rusak dimusnahkan?
      2.      Jika suatu alat misalnya objek glass mengalami kerusakan sedikit pecah pada salah satu bagian sisi kaca tetapi masih bisa digunakan, apakah harus dimusnahkan?
       3.      Apa kegunaan berita acara pemusnahan alat? Apakah penting?



BASIC LABORATORY SKILL : PERSIAPAN

Selasa, 17 April 2018

Kata Laboratorium berasal dari bahasa Latin yang berarti “tempat bekerja”. Dalam perkembangannya, kata laboratorium mempertahankan arti aslinya, yaitu “tempat bekerja” khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium adalah suatu ruangan atau kamar tempat melakukan kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya seperangkat alat-alat serta adanya infrastruktur laboratorium yang lengkap (ada fasilitas air, listrik, gas dan sebagainya).
Sutara dan Sahromi (1999), mengemukakan bahwa pengertian laboratorium dalam pengajaran dimaksudkan sebagai kumpulan dari para siswa yang melakukan pengamatan percobaan atau penelitian atas pengelolaan guru. Laboratorium dapat menggunakan ruangan tertutup (laboratorium, rumah kaca, kelas sendiri) atau menggunakan ruangan terbuka (kebun sekolah atau lingkungan lain yang dapat digunakan sebagai sumber kegiatan belajar).
Laboratorium merupakan salah satu sarana yang penting dalam proses belajar mengajar, sebagai tempat belajar atau sebagai sumber belajar, laboratorium harus mempunyai sifat yang nyaman dan aman. Laboratorium yang bersifat nyaman artinya selalu kebutuhan atau keperluan untuk melakukan kegiatan telah tersedia di tempat yang semestinya atau mudah di akses bila digunakan. Sedangkan laboratorium yang bersifat aman artinya segala penyimpanan material berbahaya dan kegiatan berbahaya telah dipersiapkan keamanannya.
Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama dari semua personel, baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu setiap personel yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk sama-sama mengatur, memelihara dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium dimaksudkan melakukan segala macam upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan timbulnya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium.
Para personel pengelola laboratorium hendaknya memiliki keterampilan dan pemahaman tentang laboratorium dan fasilitasnya. Mengetahui dan mampu bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya, mengikuti peraturan dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh lembaganya. Personel pengelola laboratorium umumnya terdiri dari Kepala Laboratorium, Ketua laboratorium, Pimpinan/Pembimbing praktikum, tenaga Teknisi dan Analis serta tenaga Pembantu atau Juru laboratorium.

KETERAMPILAN DASAR DALAM LABORATORIUM
Adapun keterampilan dasar dalam laboratorium itu meliputi: Keterampilan sebelum praktikum (Persiapan), saat praktikum (Pelaksanaan) dan setelah praktikum (Pasca praktikum).  Pada artikel ini akan dibahas keterampilan dasar sebelum praktikum, yaitu sebagai berikut: 
        1.         Mengetahui & Mempersiapkan Perlengkapan Wajib Praktikum
Setiap praktikan (siswa atau pengelola) hendaknya telah mengetahui dan mempersiapkan hal-hal wajib atau penting apa saja yang diperlukan untuk praktikum dan telah disiapkan sebelum pelakasanaan praktikum dimulai. Gunakan peralatan kerja seperti kacamata pengaman untuk melindungi mata, jas laboratorium untuk melindungi pakaian, masker untuk menghindari menghirup langsung zat-zat kimia yang berbahaya, sarung tangan untuk melindungi tangan dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki.

           2.       Mengetahui Macam-Macam Alat Dalam Laboratorium Beserta Fungsinya
Keterampilan untuk mengetahui macam-macam alat laboratorium beserta fungsinya diperlukan agar alat-alat laboratorium digunakan sesuai fungsinya dengan benar. Disebuah praktikum, praktikan (siswa atau pengelola) diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja serta fungsi dari alat-alat laboratorium. Alat-alat dilaboratorium dapat dibagi berdasarkan jenis bahan pembuatnya atau berdasarkan fungsinya.

           3.       Mengetahui atau Mengenal zat-zat kuat yang dapat membahayakan tubuh
Keterampilan dasar ini sangat dibutuhkan karena jika praktikan (siswa atau pengelola) tidak mengenali nahan-bahan kimia yang ada pada laboratorium nantinya akan memberikan dampak langsung pada tubuhnya. Bahan kimia dapat dikenali melalui sifat dan wujudnya. Sifat bahan kimia berupa asam, basa dan bentuk garam. Wujud bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan, dan gas. Bahan juga dapat dikenali dengan menggunakan indera misalnya tembaga sulfat bentuk kristal warna biru, iodium bentuk kristal berwarna coklat ungu. Sebelum mengenali bahan sebaiknya dikenali dahulu sifatnya dengan melihat simbol bahaya yang tercantum pada label.

4.       Menguasai Konsep/ Teori Dasar Mengenai Praktikum
Teori dasar mengenai materi yang akan dilaksanakan pada praktikum hendaknya dipelajari dan dikuasi oleh siswa/praktikan sebelum praktikum dimulai. Hal ini diperlukan agar siswa memiliki pengetahuan dasar dan memahami dasar konsep dari materi yang diparktikumkan. Sebelum dilaksanakannya praktikum guru dapat mengadakan pretest untuk mengukur  dan mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa pada materi praktikum.

5.       Mengetahui Prosedur Yang Akan Dilakukan Dalam Praktikum
Sebelum melaksanakan praktikum, praktikan (siswa atau pengelola) hendaknya telah mengetahui prosedur apasaja yang dilakukan pada praktikum. Prosedur praktikum biasanya telah dituangkan pada penuntun praktikum. Keterampilan dasar ini diperlukan agar pada saat pelaksanaan praktikum siswa dapat melakukannya sesuai teori dan prosedur, dapat meminimalisir terjadinya kesalahan prosedur dan mengindari siswa agar tidak binggung ketika melaksankan praktikum.

           6.       Mengetahui Alat Dan Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Praktikum
Alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum biasanya telah diberitahu oleh guru sebelum praktikum dilaksanakan dan telah tertera didalam penuntun praktikum. Pemberian label terhadap jenis – jenis bahan kimia diperlukan untuk dapat mengenal dengan cepat dan mudah sifat bahaya dari suatu bahan kimia. Pengenalan dengan label ini  amat penting dalam penanganannya, transportasi dan penyimpanan bahan-bahan atau pergudangan. Cara penyimpanan bahan-bahan kimia memerlukan pengetahuan dasar akan sifat bahaya serta kemungkinan interaksi antara bahan serta kondisi yang mempengaruhinya.

          7.       Mengetahui cara penggunaan alat dalam laboratorium
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan (siswa atau pengelola) memeriksa alat-alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian.

        8.       Mengetahui cara mensterilkan atau mengkalibrasi alat-alat dalam laboratorium
Keterampilan dasar dalam mensterilkan atau mengkalibarsi alat-alat laboratorium hendaknya dikuasi oleh setiap praktikan (siswa atau pengelola). Setiap alat-alat yang akan dan telah digunakan pada praktikum wajib disterilisasikan oleh praktikan agar alat-alat tersebut bersih dan tidak meninggalkan zat-zat sisa kimia. Kebersihan meja praktikum serta penataan alat dan zat-zat kimia harus tertata dengan baik. Dengan kerapihan dan penataan meja praktikum beserta alat dan zat-zat kimia akan mengecilkan kemungkinan mencampur adukan sample, salah menambahkan zat kimia, menumpahkan larutan dan memecahkan alat gelas.
Keterampilan mengakalibrasi alat-alat dalam laboratorium diperlukan agar fungsi dan penggunaan alat tersebut benar dan sesuai fungsinya, sehingga menghindari siswa/praktikan untuk memperoleh hasil percobaan yang keliru.

I.                   Judul Praktikum : Koagulasi (Pembekuan) Darah Manusia

Pembekuan atau penggumpalan darah atau disebut juga koagulasi terjadi apabila darah ditampung dan di biarkan begitu saja, akan terjadi suatumassayang menyerupai gel yang kemudian menjadimassayang memadat dengan meninggalkan cairan jernih yang disebut serum darah. Kumpulan ini terjadi dari filament-filamen fibria yang mengikat sel darah merah. Sel darah merah platelef (Hoffbrand, 1987 : 206).
Koagulasi darah atau pembekuan darah adalah transformasi darah dari cairan menjadi gel padat. Pembentukan bekuan di atas sumbat trombosit memperkuat dan menunjang sumbat, memperkuat tambalan yang menutupi lubang-lubang si pembuluh. Selain itu seirng dengan memadatnya darah disekitar defek pembuluh, darah tidak lagi dapat mengalir (Sherwood, 1986 : 357).
Waktu koagulasi adalah waktu mulai darah keluar sampai keluarnya benang fibrin. Menurut Guyton (1983) waktu koagulasi adalah waktu yang dibutuhkan darah untuk menggumpal dimana bervariasi untuk berbagai spesies.

Mekanisme koagulasi atau proses koagulasi (penggumpalan darah) terjadi lewat mekanisme kompleks yang diakhiri dengan pembentukan fibrin (protein dalam plasma darah yang diubah oleh trombin dan enzim trombokinase dalam pembekuan darah). Mekanisme ini terjadi jika ada cedera dalam maupun di permukaan tubuh. Waktu koagulasi normal pada manusia yaitu 15 detik sampai 2 menit dan berakhir dalam waktu 5 menit.

II.                Tujuan Praktikum           :
 Untuk menentukan lama waktu yang diperlukan darah untuk membeku
III.             Alat dan Bahan Praktikum
ALAT
BAHAN
Jarum franke
Object glass
Tusuk gigi
Stopwatch
Kapas
Tissue
Darah probandus
Alkohol 70%


IV.   LANGKAH KERJA
1.      Dibersihkan permukaan ujung jari ke-3 atau ke-4 dengan alkohol 70%
2.      Ditusuk ujung jari dengan jarum franke sedalam 3 mm
3.      Dihapus tetes darah yang keluar pertama dengan posisi ujung jari menghadap vertikal ke bawah
4.      Diteteskan pada salah satu ujung kaca objek satu tetes berikutnya dicatat waktu pada saat darah tersebut tepat keluar dari tusukan
5.      Diteteskan berikutnya lagi, diteteskan pada ujung lain pada kaca objek
6.      Diangkat atau ditarik-tarik dengan tusuk gigi tetesan pertama tiap 30 detik
7.      Dicatat waktu pertama kali terjadi tarikan benang-benang fibrin pada tusuk gigi
8.      Ditarik pula pada tetesan darah kedua segera setelah terjadi tarikan benang fibrin tersebut
9.      Diteruskan penarikan-penarikan tersebut pada tetesan kedua tiap 30 detik sampai terjadi benang-benang fibrin jika pada tetesan kedua belum terdapat benang-benang fibrin.

         Pada artikel ini penulis membahas bagaimana menggunakan kelengkapan wajib praktikum jas lab, masker dan sarung tangan:

Keterampilan Dasar Dalam Laboratorium : Persiapan
1.      Mengetahui Kelengkapan Apa Saja Yang Wajib Digunakan Dalam Praktikum.
Gunakan peralatan kerja jas laboratorium untuk melindungi pakaian, masker untuk menghindari menghirup langsung zat-zat kimia yang berbahaya, sarung tangan untuk melindungi tangan dan sepatu tertutup untuk melindungi kaki. Pada praktikum Koagulasi Darah Manusia wajib menggunakan jas lab, sarung tangan, masker, dan sepatu
a.      Jas Laboratorium
Jas Lab berfungsi untuk melindungi tubuh pekerja dari percikan cairan kimia sehingga dapat meminimalisir cairan ini untuk mengenai pakaian bahkan tubuh anda. jas lab juga berfungsi untuk mencegah pekerja lab terkena kontaminasi. Jas lab umumnya didesain agak panjang sampai mencapai dibawah lutut. Namun anda tetaplah mesti kenakan pakaian di dalamnya.


b.      Masker
Masker untuk menghindari menghirup langsung zat-zat kimia yang berbahaya
1.    Sebelum menyentuh masker, cuci tangan Anda dengan air dan sabun atau hand sanitizer
2.    Ambil sebuah masker dan pastikan tidak ada noda kotoran atau lubang/sobekan pada setiap sisi masker.
3.    Tentukan sisi atas masker yang ditandai dengan adanya kawat hidung (nose piece) dan tempatkan pada bagian atas.
4.    Tentukan yang mana sisi luar dan sisi dalam masker, sisi luar biasanya ditandai dengan bagian yang berwarna dan memiliki permukaan yang lebih kasar serta arah lipatan menghadap ke bawah, sedangkan sisi dalam biasanya berwarna putih dan memiliki permukaan yang lebih halus.
5.    Ikuti instruksi di bawah ini untuk berbagai tipe masker yang digunakan:
Masker dengan karet telinga: gantung masker dengan melingkarkan karet pada setiap telinga.
Masker dengan tali pengikat: Letakkan sisi atas masker pada batas atas hidung dan ikatkan tali bagian atas pada belakang atas kepala Anda.
6.    Tempelkan dan bentuk kawat hidung (nose piece) mengikuti lekuk hidung Anda.
7.    Jika menggunakan masker dengan tali pengikat, ikatkan tali bagian bawah pada belakang leher.
8.    Tarik bagian bawah masker sampai menutupi seluruh mulut dan dagu Anda.

Berikut tayangan video bagaimana menggunakan masker:
https://www.youtube.com/watch?v=Q2umnY8xz4Q

c.       Sarung tangan
Sarung tangan untuk melindungi tidak mengenai bahan-bahn kimia berbahaya. Cara menggunkan sarung tangan :
1.      Lepaskan aksesoris yang ada di tangan seperti cincin, jam tangan dan gelang
2.    Mulai mencuci tangan, Kemudian keringakan tangan dengan handuk bersih.
3.       Buka kemasan, pertahankan sarung tangan pada permukaan dalam pembungkus.

4.      Identifikasi sarung tangan kanan dan kiri. Kenakan sarung tangan pada sarung tangan yang lebih dominan.
5.       Dengan ibu jari dan dua jari lainnya dari tangan non dominan, pegang tepi manset sarung tangan untuk tangan dominan. Sentuh hanya pada permukaan dalam sarung tangan.
6.      Tarik sarung tangan pada tangan yang dominan, lebarkan manset, pastikan bahwa manset tidak menggulung pada tangan, pastikan juga ibu jari dan jari – jari pada posisi yang tepat.
7.      Dengan tangan yang telah memakai sarung tangan, masukkan jari di bawah manset sarung tangan kedua.
8.      Tarik sarung tangan kedua pada tangan yang non dominan. Jangan biarkan jari – jari dan ibu jari sarung tangan yang dominan menyentuh bagian tangan non dominan yang terbuka. Pertahankan ibu jari sarung tangan non dominan abduksi ke belakang.
9.      Jika sarung tangan kedua telah terpasang cakupkan kedua tangan, manset biasanya terbuka saat pemasangan. Pastikan untuk menyentuh bagian yang steril.

Untuk lebih jelasnya cara penggunaan sarung tangan steril dapat dilihat pada tayangan video berikut ini :

https://www.youtube.com/watch?v=KkWkZkOVwj4&t=24s

2.      Keterampilan mengetahui alat-alat dan bahan yang digunakan
ALAT
BAHAN
Blood Lancet
Object glass
Tusuk gigi
Stopwatch
Kapas
Tissue
Darah probandus
Alkohol 70%


ALAT



Blood lancet
Object Glass
Stopwatch  (Pada Hp)



Kapas
Tissue


BAHAN




Alkohol 70 % 





Fungsi Alat dan Bahan :
·   Blood Lancet/Pen Lancet  Merupakan alat jarum tembak yang bentuknya seperti pulpen fungsinya untuk mempermudah mengambil sampel darah yang diperlukan.
·         Object Glass : untuk menempakan objek yang akan dilihat/ dianalisa
·         Kapas & Tissue : untuk membersihkan sampel dan mensterilkan alat
·         Stopwatch : untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan pada pembekuan darah

·         Alkohol : sebagai cairan antiseptik untuk membunuh bakteri dan kuman

3.       Mengetahui zat-zat kuat yang dapat membahayakan tubuh
Siswa wajib mengetahui zat-zat bahaya yang berada didalam laboratorium. Pada praktikum koagulasi darah tidak terdapat zat-zat berbahaya yang digunakan.
4.      Keterampilan Menguasai Konsep/ Teori Dasar Mengenai Praktikum
Teori dasar mengenai Koagulasi darah hendaknya dipelajari dan dikuasai oleh siswa/praktikan sebelum praktikum dimulai serta membawa literatur. Hal ini diperlukan agar siswa memiliki pengetahuan dasar dan memahami dasar konsep dari materi yang diparktikumkan.
5.      Mengetahui prosedur kerja pada praktikum koagulasi darah manusia
Prosedur kerja sudah dituangkan dalam penuntun praktikum/LKS. Keterampilan dasar ini diperlukan agar pada saat pelaksanaan praktikum siswa dapat melakukannya sesuai teori dan prosedur, dapat meminimalisir terjadinya kesalahan prosedur.
6.      Mengetahui Alat Dan Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Praktikum
Alat dan bahan pada praktikum untuk memudahkan mengingat nama-nama alat dan bahan tersebut baiknya diberikan label nama. Pada praktikum koagulasi darah diberikan pelabelan pada alkohol apabila belum tersedia label nama.
7.      Mengetahui cara penggunaan alat dalam laboratorium
-          Keterampilan mengetahui penggunaan stopwacth, bagaimana mematikan dan menghidupkan stopwatch yang nantinya akan digunakan untuk menghitung waktu pembentukkan fibrin
-          Keterampilan mengetahui bagaimana penggunaan Pen Lancet
     Sebelum memulai praktikum siswa harus mengetahui bagaimana cara menggunakan Pen Lancets yang  untuk mengambil sampel darah pada uji koagulasi darah.



1.

2.
3. 
4. 
5. 
6.
7.
8.
9. 
10. Tetesan Darah diLetakkan Pada Object Glass. 


8.      Mengetahui cara mensterilkan atau mengkalibrasi alat-alat dalam laboratorium
-       Keterampilan mensterilkan objek glass dengan menggunakan alkohol, agar tidak gores, rusak bahkan pecah saat dibersihkan.
-       Keterampilan mensterilkan jarum franke/lancets menggunakan alkohol.


Berdasarkan artikel yang telah dijabarkan diatas, penulis ingin mendiskusikan beberapa pertanyaan bersama para pembaca, antara lain:
       1.        Bagaimana jika seorang praktikan/siswa tidak memiliki keterampilan dasar dalam praktikum pada tahap persiapan, apakah praktikum yang dilakukan praktikan/siswa tersebut akan efektif?
      2.       Seberapa pentingkah praktikan harus memiliki atau kemampuan dasar sebelum melakukan praktikum?
     3.       Menurut anda berdasarkan artikel diatas terdapat beberapa poin mengenai keterampilan dasar sebelum praktikum (persiapan), apakah semua point tersebut harus dikuasi dan dimiliki oleh praktikan atau cukup dengan beberapa point saja? Jelaskan!

--------------------------------------------TERIMA KASIH---------------------------------------------
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS